Kawah Darvaza, yang lebih dikenal dengan sebutan Gerbang Neraka, telah menjadi sorotan dunia karena fenomena alamnya yang unik.
Terletak di gurun Turkmenistan, kawah ini dipenuhi dengan metana yang terbakar secara terus menerus, menciptakan pemandangan api yang menakjubkan di tengah padang pasir.
Misteri di Balik 'Gerbang Neraka'
Menurut penjelajah George Kouronis, asal Kanada, yang pertama kali menjelajahi kawah ini pada tahun 2013, asal usul terbentuknya Kawah Darvaza masih menjadi misteri. Kouronis menyatakan bahwa fenomena ini sangat unik dan tidak ada yang serupa di tempat lain di bumi.
"Kisah di balik terbentuknya kawah ini masih diselimuti misteri, dan tidak ada tempat lain yang seperti ini di Bumi," ujar Kouronis.
Salah satu teori yang paling mungkin adalah terkait dengan eksperimen ekspedisi Soviet di wilayah tersebut untuk mengeksplorasi gas alam.
Sejarah Terbentuknya 'Gerbang Neraka'
Menurut Anatoly Bushmakin, seorang ahli geologi Turkmenistan, lubang bor yang dibakar pada tahun 1971 menjadi awal mula munculnya Gerbang Neraka. Lubang bor tersebut terbakar setelah tim geologis Soviet khawatir akan gas beracun yang keluar dari dalam tanah.
"Karena khawatir kawah itu akan mengeluarkan gas beracun, para ilmuwan mengambil keputusan untuk membakarnya, dengan berpikir bahwa gas itu akan terbakar dengan cepat dan hal ini akan menyebabkan kobaran api padam," kata Bushmakin.
Namun, hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Api pada kawah tersebut terus menyala hingga saat ini, 53 tahun setelah kejadian tersebut.
Kawah Darvaza sebagai Destinasi Wisata
Meskipun berbahaya, Kawah Darvaza tidak dipagari dan menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang mencari sensasi ekstrem. Pengunjung dapat berdiri di tepi kawah untuk menyaksikan keindahan api yang terus terbakar. Namun, hal ini juga tidak lepas dari kecerobohan dalam hal keselamatan.
"Wisatawan asing yang mengunjungi kawah yang terbakar merasakan perasaan campur aduk - kagum melihat pemandangan itu, tapi juga pada kecerobohan orang-orang Turkmenistan, yang membiarkan gas itu menyala begitu saja selama bertahun-tahun," kata seorang pegawai biro perjalanan di Turkmenistan.
Tahun lalu, Presiden Turkmenistan menetapkan Kawah Darvaza sebagai cagar alam, dengan tujuan melestarikan keindahan gurun Karakum dan menyelesaikan masalah lingkungannya.
Potensi Ekowisata dan Penelitian
Dengan keberadaan Kawah Darvaza sebagai landmark alam yang menarik, kawasan ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata dan penelitian ilmiah.
Menurut Ovez Kurbanov dari Institut Nasional Gurun, Flora, dan Fauna, keanekaragaman flora dan fauna di sekitar kawah ini merupakan daya tarik tambahan untuk para peneliti dan wisatawan.
"Landmark seperti kawah yang terbakar sangat menarik bagi orang-orang yang suka bepergian dan para peneliti di berbagai bidang," kata Kurbanov.
Turkmenistan juga telah merencanakan berbagai kegiatan wisata seperti safari menggunakan jip dan sepeda motor quad, serta mengendarai unta di sekitar gurun Karakum bagi para pengunjung yang ingin menjelajahi keindahan alam di sekitar Kawah Darvaza.
Dengan upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan potensi pariwisata, Turkmenistan berharap dapat menciptakan citra yang menarik sebagai destinasi wisata yang unik dan menarik bagi wisatawan dari seluruh dunia.