China Ungguli Amerika di Bidang Robot Humanoid

Updated 01 April 2025 Bersosial Tech

Robot Humanoid Robot humanoid China. Foto: AP/Ng Han Guan

Jakarta - Raksasa teknologi Amerika Serikat, termasuk Tesla dan Nvidia, tengah berjuang untuk memimpin dalam pengembangan robot humanoid, dengan harapan bahwa mesin-mesin ini akan menjadi bagian penting dari ekonomi masa depan. Namun, analis memperingatkan bahwa AS riskan kalah dalam perlombaan robotika menghadapi pesatnya kemajuan yang dicapai oleh China.

Robot humanoid, yang merupakan mesin dengan kemampuan AI dan dirancang untuk menyerupai manusia dalam penampilan serta gerakan, memiliki potensi untuk menggantikan sejumlah pekerjaan di sektor industri dan jasa.

CEO Nvidia, Jensen Huang, baru-baru ini mengungkapkan portofolio teknologi baru untuk mendukung pengembangan robot humanoid, sementara Tesla juga berfokus pada proyek robotnya, Optimus, yang telah direncanakan untuk memproduksi sekitar 5.000 unit tahun ini.

Namun, meski Tesla tampak memimpin di antara kompetitor Amerika seperti Apptronik dan Boston Dynamics, tantangan serius datang dari China. Bulan lalu, Unitree Robotics dari Hangzhou menjual dua robot humanoid di platform JD.com. Selain itu, startup Agibot dari Shanghai, juga dikenal sebagai Zhiyuan Robotics, menargetkan produksi 5.000 robot manusia pada tahun yang sama.

"China berpotensi meniru dampak disruptifnya dari industri EV di bidang humanoid," kata Reyk Knuhtsen, analis dari SemiAnalysis, menyoroti bagaimana industri otomotif China telah berhasil melampaui pertumbuhan Tesla.

Dari segi biaya, Morgan Stanley memperkirakan ongkos pembuatan robot humanoid berkisar antara USD 10.000 hingga USD 300.000 per unit. Namun, perusahaan-perusahaan di China sudah lebih unggul dalam hal harga berkat keuntungan dari skala ekonomi dan efisiensi manufaktur.

Misalnya, Unitree menawarkan robot humanoid G1 dengan harga awal USD 16.000, sementara robot Optimus Gen2 dari Tesla diperkirakan dapat mencapai harga USD 20.000, asalkan perusahaan mampu meningkatkan produksi serta menggunakan komponen yang lebih hemat.

Paten juga menjadi indikator kemajuan, dengan catatan dari Morgan Stanley menunjukkan bahwa China telah mendominasi pengajuan paten untuk teknologi humanoid selama lima tahun terakhir, mencatat 5.688 paten dibandingkan dengan 1.483 dari Amerika Serikat.

Pemain besar lainnya di industri seperti Xiaomi, BYD, Chery, dan Xpeng juga mulai terlibat dalam pengembangan robot humanoid. "Startup di China diuntungkan oleh rantai pasokan yang mapan, peluang untuk adopsi lokal, dan dukungan kuat dari pemerintah," kata catatan Morgan Stanley.

Tahun 2023, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China juga menerbitkan pedoman untuk produksi robot dalam skala besar yang direncanakan akan rampung pada tahun 2025.

“Robot humanoid industri dilihat sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja,” ujar Ming Hsun Lee dari BofA Global Research, menambahkan bahwa dalam jangka pendek, robot-robot ini akan banyak diadopsi di jalur produksi dan, dalam jangka menengah, di sektor jasa.

Published: 01 April 2025
Tags:

Related articles