Google kembali menghadapi kontroversi setelah perusahaan edukasi Chegg mengajukan gugatan anti-monopoli terkait fitur AI Overview yang diluncurkan perusahaan teknologi tersebut tahun lalu.
Dalam gugatan yang diajukan pekan ini, Chegg mengklaim fitur AI Overview telah memberikan dampak dramatis terhadap ekosistem internet, khususnya menurunkan traffic dan pendapatan situs-situs web secara signifikan.
"Fitur ini mengambil informasi dari website tanpa memberikan timbal balik apapun, yang akan menciptakan ekosistem informasi yang kosong dan tidak layak dipercaya," ungkap Chegg dalam gugatannya.
Dampaknya sangat serius hingga Chegg mengaku terpaksa mempertimbangkan untuk dijual atau go private akibat masalah finansial yang timbul. Perusahaan tersebut menilai praktik Google melanggar undang-undang anti-monopoli yang melarang perusahaan menjual satu produk dengan syarat mengambil produk lainnya.
Fitur AI Overview sendiri diklaim Google bertujuan memberikan respons yang lebih spesifik terhadap pencarian pengguna menggunakan kecerdasan buatan. Namun fitur ini menuai kritik karena beberapa alasan, termasuk tuduhan menyajikan informasi yang menyesatkan serta merugikan situs web sumber karena pengguna tidak perlu lagi mengakses situs aslinya.
Menanggapi gugatan tersebut, Google melalui pernyataannya kepada Reuters membantah tuduhan ini. "Kami mengirimkan miliaran klik ke berbagai situs web, dan AI Overview justru mengarahkan traffic ke lebih banyak situs yang beragam," kata Google.
Ini merupakan gugatan pertama yang diajukan terkait fitur AI Overview Google. Kasus ini menambah daftar panjang kontroversi seputar penerapan teknologi AI dalam layanan pencarian internet dan dampaknya terhadap ekosistem digital secara keseluruhan.