Nikola Tesla: Ilmuwan Cemerlang yang Menjalani Kehidupan Tragis

Updated 12 Juli 2024 Bersosial Science

Nikola Tesla
Nikola Tesla. Foto: teslasociety.com

Nikola Tesla adalah seorang ilmuwan jenius yang dikenal atas kontribusinya dalam bidang elektronika, terutama dalam pengembangan sistem arus listrik bolak-balik (Alternating Current disingkat AC).

Meskipun karirnya gemilang dan banyak inovasi revolusionernya, hidup Tesla tidak selalu mulus. Dia mengalami berbagai tantangan dan kesulitan, terutama di akhir hayatnya.

Latar Belakang dan Awal Karir

Nikola Tesla lahir pada 10 Juli 1856 di Smiljan, Kekaisaran Austria (sekarang Kroasia). Ketertarikan Tesla pada dunia elektronika mulai tumbuh sejak kecil, ketika ia sering melihat ibunya, Djuka Mandic, yang gemar bereksperimen dengan peralatan rumah tangga di waktu senggang.

Meskipun ayahnya seorang penulis dan pendeta ortodoks Serbia yang ingin melibatkannya dalam kependetaan, minat Tesla lebih tercurah pada sains.

Setelah menyelesaikan pendidikan di berbagai institusi di Eropa, Tesla akhirnya memutuskan untuk berimigrasi ke Amerika Serikat pada usia 28 tahun.

Di sana, ia bergabung dengan Thomas Edison. Namun, hubungan antara keduanya tidak berlangsung lama karena perbedaan kepribadian dan pandangan.

Kesulitan dan Kebangkrutan

Meskipun memiliki banyak inovasi dan kontribusi yang membanggakan, hidup Tesla penuh dengan tantangan. Ia mengalami kebangkrutan pada tahun 1917 dan terpaksa menjual salah satu karyanya, Menara Wardenclyffe, untuk membayar hutangnya.

Semua upaya Tesla untuk membantu manusia dan memajukan ilmu pengetahuan terasa sia-sia ketika ia harus merasakan kepahitan hidup.

Kesedihan di Penghujung Hidup

Di penghujung hidupnya, Tesla merasakan kesepian yang mendalam. Ia bahkan menulis surat yang menyayat hati kepada ibunya, yang mencerminkan kekecewaannya atas perlakuan dan penghinaan yang diterimanya dari masyarakat:

“Ibuku sayang, aku merasa sedih dan murung saat memikirkanmu. Entah bagaimana caranya, tapi aku merasa kamu sedang tidak sehat. Aku berharap aku bisa berada di sampingmu sekarang ibu, untuk membawakanmu segelas air. Bertahun-tahun yang aku habiskan untuk mengabdi pada umat manusia tidak memberiku apa-apa selain cacian dan penghinaan.”

Meskipun dikenal sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah, hidup Nikola Tesla berakhir dengan tragis dan penuh kesedihan. Pengabdian dan inovasinya dalam bidang sains dan teknologi tidak dihargai dengan baik oleh masyarakat dan dunia pada masanya.

Kisah hidup Tesla adalah pengingat akan kesulitan dan penderitaan yang mungkin dialami oleh para visioner dan inovator, meskipun akhirnya mereka dikenang sebagai tokoh berpengaruh dalam sejarah.

Published: 12 Juli 2024
Tags:

Related articles