Dapatkah Kita Memperlambat Penuaan Otak dan Mencegah Demensia?

Updated 09 Januari 2025 Bersosial Wellness

Ilustrasi Otak Foto: Cavan Images/Imago

Dengan bertambahnya usia, otak kita mengalami berbagai perubahan yang dapat mengakibatkan penurunan kognitif, seperti menjadi lebih lambat, pelupa, dan kehilangan kemampuan bergerak. Namun, penting untuk memahami apakah perubahan ini disebabkan oleh waktu yang berlalu atau faktor genetik yang sudah ada sejak lahir.

Sebuah rangkaian tinjauan ilmiah baru-baru ini di jurnal Neuron menganalisis pengetahuan yang ada tentang penuaan otak, serta bagaimana risiko penurunan kognitif terkait usia dan penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer dapat dikurangi. Tinjauan ini menunjukkan bahwa pembaruan fisik dan biologis bertanggung jawab atas kerusakan otak yang dapat mempengaruhi penurunan kognitif jangka panjang.

Dengan proyeksi 152 juta orang yang diperkirakan akan hidup dengan beberapa bentuk penurunan kognitif pada tahun 2050, menemukan solusi untuk masalah ini menjadi semakin penting.

Apa yang Menyebabkan Penuaan Otak?

"Banyak hal yang kita pelajari tentang penuaan otak telah jelas dalam 25 tahun terakhir melalui studi molekuler," jelas Costantino Iadecola, seorang neurolog di Weill Cornell Medical College, AS. Menurut tinjauan ini, penyebab utama penuaan otak adalah perubahan fisik dan biologis.

Secara fisik, penuaan menyebabkan otak mengalami kehilangan volume dan perubahan bentuk lipatan struktural – otak kita benar-benar mengecil. Dari sisi biologis, faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan kognitif yang menurun termasuk kerusakan DNA, adanya "peradangan tingkat dasar" di seluruh otak, dan penurunan kemampuan otak untuk membersihkan limbah.

Salah satu penemuan penting adalah bahwa sistem kekebalan otak mulai berkurang "kesehatannya" seiring bertambahnya usia, yang menyebabkan kesehatan otak semakin memburuk. Menurut David Rubinsztein, seorang ilmuwan dari Universitas Cambridge, pembersihan protein limbah adalah faktor utama dalam penuaan dan penurunan kognitif terkait usia. Seiring bertambahnya usia, sel otak kita menjadi kurang efisien dalam membuang protein limbah yang berbahaya, yang merusak sel-sel tersebut dan mengganggu fungsi otak.

Pertanyaan Dasar tentang Penuaan Masih Dipertanyakan

Menurut sebuah survei, para ilmuwan yang mempelajari penuaan belum sepakat mengenai beberapa pertanyaan mendasar yang menantang bidang ini: Apa itu penuaan? Apa yang menyebabkannya? Kapan penuaan dimulai? "Ini adalah pertanyaan yang sudah lama dipertanyakan," ujar Iadecola.

Tinjauan dalam jurnal Neuron juga bertujuan untuk menekankan apa yang masih belum diketahui oleh para ilmuwan. Rubinsztein menjelaskan, tantangan yang dihadapi adalah fokus berlebihan pada penurunan kognitif yang jelas dari patologi seperti stroke atau penyakit Alzheimer, daripada memahami bagaimana otak yang sehat dapat mengembangkan masalah ini.

Dapatkah Kita Membuat Penuaan Otak Lebih Lambat?

Para ilmuwan mulai memahami cara untuk meningkatkan kesehatan otak seiring bertambahnya usia. Telah diketahui bahwa pilihan gaya hidup tertentu dapat mengurangi risiko demensia dan penurunan kognitif terkait usia, seperti:

  • Mendorong aktivitas fisik dan pola makan sehat.
  • Mengurangi paparan terhadap polusi udara dan merokok.
  • Memastikan orang tidak terisolasi secara sosial atau merasa kesepian.
  • Mengatasi masalah penglihatan dan pendengaran.

Iadecola mencatat bahwa gen memainkan peran utama dalam menentukan bagaimana otak kita menua sejak kita dikandung. "Gaya hidup sehat dapat memengaruhi bagaimana kita menua, tetapi genetik adalah faktor fundamental yang menentukan penuaan kita," tambahnya.

Secara keseluruhan, meskipun perubahan gaya hidup yang buruk dapat mempercepat proses penuaan, gaya hidup yang sehat tidak dapat mengubah predisposisi individu terhadap penuaan otak. Iadecola juga menyatakan skeptisisme bahwa sains dapat memperlakukan penuaan sebagai penyakit atau secara artifisial memperpanjang hidup. "Penuaan adalah bagian dari kondisi manusia, dan ada batasan pada bagaimana kita menua. Faktor pembatas tersebut adalah gen kita."

Published: 09 Januari 2025
Tags:

Related articles