Penemuan laba-laba raksasa di Australia. Foto: Kane Christensen
Jakarta – Tim peneliti Australia berhasil mengungkap keberadaan spesies baru laba-laba jaring corong (funnel-web spider) yang masuk kategori paling mematikan di dunia. Temuan ini mengubah pemahaman sebelumnya tentang keragaman kelompok arachnida beracun ini.
Tiga Spesies dalam Satu Kelompok
Melalui analisis DNA dan pemeriksaan morfologi, para ilmuwan menemukan bahwa populasi laba-laba jaring corong Sydney yang selama ini dianggap sebagai satu spesies ternyata terbagi menjadi tiga jenis. Dua di antaranya sudah dikenal, sementara satu lainnya merupakan temuan baru.
- Atrax robustus: Spesies "klasik" yang tersebar di wilayah Central Coast hingga Sydney Basin.
- Atrax montanus: Ditemukan di Blue Mountains, selatan dan barat Sydney.
- Atrax christenseni: Spesies baru yang dijuluki "Big Boy" karena ukurannya jauh lebih besar dibanding dua kerabatnya. Laba-laba ini menghuni wilayah Newcastle.
"Big Boy" Sang Raksasa
Spesies baru ini dinamai Atrax christenseni sebagai penghormatan kepada Kane Christensen, penggiat konservasi dari Australian Reptile Park yang pertama kali mengumpulkan spesimen jantan berukuran luar biasa. "Laba-laba jantan Atrax christenseni bisa mencapai ukuran yang membuat mereka terlihat seperti versi raksasa dari spesies lain," ujar Christensen, yang merasa terhormat dengan penamaan tersebut.
Dr. Stephanie Loria, arachnolog dari Leibniz Institute for the Analysis of Biodiversity Change, menjelaskan bahwa temuan ini membuka wawasan baru tentang keragaman laba-laba jaring corong. "Kami menggunakan spesimen museum dari awal abad ke-20 untuk membandingkan karakteristik fisik dan genetik. Tanpa data sejarah, penelitian ini tidak mungkin dilakukan," katanya.
Dampak pada Pengembangan Antivenom
Meski belum ada korban jiwa manusia sejak pengembangan antibisa pada 1980-an, para ahli menyoroti pentingnya pemahaman spesies dalam produksi antivenom. "Perbedaan biologis antarspesies bisa memengaruhi efektivitas antibisa. Penemuan ini menjadi langkah penting untuk penyempurnaan pengobatan," jelas Dr. Danilo Harms, salah satu peneliti.
Geoff Isbister, ahli toksikologi dari Calvary Mater Newcastle Hospital, mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada. "Jika tergigit, segera cari pertolongan medis. Antibisa tetap diperlukan meski risikonya sudah jauh berkurang," pesannya.
Fakta Menarik:
- Atrax montanus sempat "tersembunyi" sejak pertama kali dideskripsikan pada 1914 sebelum dikonfirmasi kembali dalam penelitian ini.
- Laba-laba jantan Atrax christenseni memiliki panjang tubuh hingga 5 cm, lebih besar daripada spesies sejenis.
- Racun laba-laba jaring corong mengandung senyawa yang bisa menyerang sistem saraf manusia, tetapi antibisa saat ini efektif untuk semua spesies dalam genus Atrax.