Langgar Kebijakan X, Elon Musk Unggah Video Deepfake Kamala Harris

Updated 01 Agustus 2024 Bersosial Internasional

Kamala Harris
Foto: Kenny Holston-Pool / Getty Images

Ketegangan politik di Amerika Serikat kembali memanas menjelang pemilihan presiden, terutama setelah unggahan kontroversial dari CEO X, Elon Musk.

Musk yang dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia, baru-baru ini mengunggah video manipulasi (deepfake) dengan suara palsu yang menyerang Wakil Presiden Kamala Harris.

Hal ini memicu reaksi keras dari tim kampanye Harris serta berbagai kalangan lainnya.

Unggahan Kontroversial Elon Musk

Elon Musk memajang ulang sebuah video kampanye Kamala Harris di platform yang ia kelola, X (dulu Twitter).

Dalam video tersebut, suara Harris terdengar mengatakan: "Saya dipilih karena saya adalah yang paling sesuai dengan keberagaman," dan dilanjutkan dengan pernyataan bahwa setiap kritik terhadap dirinya adalah bentuk seksisme dan rasisme.

Musk menambahkan keterangan "ini luar biasa" dan memposting emoji tertawa di bawah video yang telah ditonton lebih dari 128 juta kali itu.

Tindakan ini tidak hanya dianggap sebuah lelucon, tetapi juga memicu tudingan penyebaran informasi yang menyesatkan oleh seorang tokoh publik berpengaruh.

Respons dari Tim Kampanye Kamala Harris

Tindakan Musk segera diprotes oleh tim kampanye Kamala Harris.

Seorang juru bicara mereka menyatakan, "Rakyat Amerika menginginkan kebebasan, kesempatan, dan keamanan nyata yang ditawarkan Wakil Presiden Harris, bukan kebohongan palsu yang dimanipulasi dari Elon Musk dan Donald Trump."

Lebih lanjut, Senator Partai Demokrat, Amy Klobuchar, menuduh Musk telah melanggar pedoman penggunaan media sosial yang dibuat oleh platform yang dimilikinya sendiri.

Menurut aturan X, pengguna dilarang membagikan konten yang dimanipulasi atau di luar konteks yang dapat membingungkan orang.

Masalah Video Manipulatif

Asal mula video tersebut berasal dari akun @MrReaganUSA yang berkaitan dengan podcaster konservatif Chris Kohls. Meskipun video tersebut diberi label sebagai parodi, Musk tidak memberikan penjelasan yang sama dan justru memperkuat kesalahpahaman publik.

Gubernur California, Gavin Newsom, juga ikut berkomentar mengenai masalah ini. Ia menyatakan bahwa video yang dimanipulasi semacam itu seharusnya ilegal, mengindikasikan bahwa dia akan segera menandatangani undang-undang untuk melarang konten semacam itu.

Musk, dalam responnya, berargumen bahwa parodi adalah hal yang legal di Amerika Serikat.

Pandangan Ahli dan Kritik terhadap Kebijakan X

Kritik yang datang tidak hanya dari politisi. Imran Ahmed, kepala eksekutif Center for Countering Digital Hate, juga mengecam kebijakan konten di X di bawah kepemilikan Musk.

Ahmed menilai bahwa Musk tidak layak untuk mengendalikan platform yang punya dampak besar terhadap informasi dan komunikasi publik.

Kritik ini menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi oleh Musk tidak semata masalah politik. Aktivitas di X membawa konsekuensi besar terhadap persepsi publik dan kepercayaan terhadap medium informasi. Hal ini mengingatkan kita betapa pentingnya integritas dan keakuratan di era digital saat ini.

Published: 31 Juli 2024
Tags:

Related articles