KGPAA Mangkunegoro. Foto: Instagram @kgpaa.hamangkunegoro
Jakarta – Sebuah unggahan kontroversial dari Putra Mahkota Keraton Surakarta Hadiningrat, KGPAA Mangkunegoro, yang menyebut "nyesel gabung republik" menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Pihak Keraton Solo menegaskan bahwa pernyataan tersebut merupakan bentuk kritik satir terhadap pemerintah, bukan ungkapan kekecewaan sesungguhnya.
KPA H Dany Nur Adiningrat, Pengageng Sasana Wilapa Karaton Surakarta, menjelaskan bahwa unggahan tersebut adalah respons terhadap sejumlah isu nasional, termasuk kasus korupsi di lingkungan Pertamina yang sebelumnya juga pernah disorot oleh Mangkunegoro.
"Sebelumnya, beliau juga mengkritik praktik pengoplosan BBM yang merugikan masyarakat. Ini bentuk kepedulian beliau sebagai calon pemimpin," ujarnya, dikutip dari detikJateng, Sabtu (1/3/2025).
Dany menekankan bahwa Mangkunegoro, sebagai generasi muda dan penerus trah Keraton Solo, merasa perlu menyuarakan keprihatinan atas kondisi pemerintahan.
"Beliau adalah keturunan para pahlawan seperti Paku Buwono VI dan X, yang dahulu berjuang untuk republik. Kritik ini lahir dari tanggung jawab moral sebagai bagian dari bangsa," tambahnya.
Jiwa Nasionalisme Keraton Solo Dipertanyakan?
Meski unggahan tersebut memicu spekulasi tentang loyalitas Keraton Solo, Dany menegaskan bahwa institusi keraton tetap berkomitmen pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kata-kata 'nyesel gabung republik' hanyalah satir untuk menyoroti ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah. Keraton Solo sejak dulu telah menjadi bagian integral republik dan tidak pernah goyah dalam jiwa merah putih," tegasnya.