Manuel Orbegozo | Reuters
Mark Zuckerberg, CEO Meta, mengumumkan ambisi besarnya untuk mengakselerasi strategi kecerdasan buatan (AI) perusahaannya di acara Connect Meta pada bulan September. Dengan mengenakan kaos yang bertuliskan "Aut Zuck Aut Nihil," Zuckerberg menunjukkan komitmennya untuk menjadikan AI sebagai fokus utama, dengan investasi lebih dari $10 miliar dalam infrastruktur AI pada tahun 2024. Keputusan ini awalnya membuat harga saham Meta melonjak dan kemudian menunjukkan harapan optimis di kalangan investor.
Dalam pernyataannya, Zuckerberg menekankan AI sebagai "teknologi infrastruktur" yang penting bagi perkembangan produk-produk Meta, dari iklan online hingga perangkat realitas augmented seperti kacamata Ray-Ban Meta. Optimisme ini didukung dengan hasil positif dalam meningkatkan kinerja iklan setelah pembaruan privasi iOS Apple yang membebani bisnis sebelumnya. Selain itu, teknologi AI diharapkan dapat membuka lahan baru untuk pendapatan bagi perusahaan.
Analisis dari berbagai lembaga menunjukkan bahwa Meta berada dalam posisi yang kuat untuk meraih keuntungan dari strategi AI ini pada tahun 2025. Dengan lebih dari 4 miliar pengguna di seluruh platformnya, Meta diharapkan dapat memperkenalkan alat generasi AI yang efektif, memperkuat kehadirannya dalam dunia digital. Sebuah laporan dari Jefferies menyebut Meta sebagai salah satu pemenang dalam tren AI, dengan proyeksi pemanfaatan asisten digital Meta AI yang dapat menyaingi pencarian Google.
Perkembangan Meta AI terlihat dari pertumbuhannya yang signifikan. Pada bulan Desember, Zuckerberg mengungkapkan bahwa asisten digitalnya telah mencapai hampir 600 juta pengguna aktif bulanan. Strategi Meta untuk mengintegrasikan AI ke dalam aplikasi seperti WhatsApp dan Instagram juga dibuat untuk meningkatkan interaksi pengguna, meskipun beberapa pengguna mengeluhkan pengalaman penggunaan yang kurang optimal.
Iklan tetap menjadi sumber pendapatan utama bagi Meta, dengan lebih dari 1 juta pengiklan memanfaatkan alat generasi AI untuk membuat iklan yang lebih menarik. Meskipun pengguna kecil mungkin tidak menyadari bahwa mereka menggunakan AI, desainer iklan memanfaatkan alat ini untuk meningkatkan kinerja kampanye mereka. Sementara itu, perusahaan yang lebih besar cenderung mencari solusi pemasaran yang lebih terspesialisasi.
Dengan mengalihkan fokus ke pemasaran bisnis, Meta berpotensi melakukan lompatan besar. Perekrutan Clara Shih dari Salesforce untuk memimpin unit AI bisnis menunjukkan niat serius perusahaan dalam memanfaatkan keahlian di bidang ini. Dengan memanfaatkan teknologi seperti Llama AI, Meta dapat menawarkan solusi efisien kepada perusahaan untuk meningkatkan pengalaman layanan pelanggan.
Pada akhirnya, dengan kombinasi strategi AI yang terintegrasi dan ekspansi dalam bidang enterprise, Meta berpotensi menghadapi tantangan pasar di tahun 2025 sambil terus mengkapitalisasi peluang pertumbuhan. Perusahaan berharap untuk memposisikan diri sebagai pemimpin dalam inovasi AI, berfokus pada menciptakan nilai bagi penggunanya dan bisnis di seluruh dunia.