Ulat Beracun dan Potensinya sebagai Obat Baru

Updated 21 Januari 2025 Bersosial Science

Ulat Beracun Ulat Beracun. Foto: Becky Swora/Unsplash

Ketika mendengar kata “beracun”, kita sering kali langsung memikirkan ular, kalajengking, atau laba-laba. Namun, jarang sekali yang menduga bahwa ulat juga bisa menjadi salah satu sumber racun yang berbahaya. Di seluruh dunia, terdapat ratusan bahkan mungkin ribuan spesies ulat beracun, dan beberapa di antaranya memiliki racun yang cukup kuat untuk membunuh atau menyebabkan cedera permanen pada manusia.

Menurut Andrew Walker, seorang ahli biologi evolusi dan biokimia dari Universitas Queensland, Australia, "Apakah kita akan memanfaatkan racun mereka untuk kepentingan medis? Tentu saja." Meski demikian, dia menekankan bahwa masih ada banyak pekerjaan dasar yang perlu dilakukan sebelum bisa sampai pada tahap itu.

Ulat adalah tahap larva dari ordo serangga Lepidoptera yang juga mencakup kupu-kupu dan ngengat. Di antara kelompok hewan lainnya, ulat beracun masih tergolong sedikit dipelajari. "Ada banyak pengetahuan tentang racun ular, kalajengking, dan laba-laba, tetapi masih banyak kelompok hewan beracun yang belum banyak diteliti," ungkap Nicholas Casewell, seorang biolog racun dari Sekolah Kedokteran Tropis Liverpool di Inggris.

Racun pada berbagai organisme, termasuk ulat, memiliki kompleksitas dan keragaman yang luar biasa. Sebagian besar racun tergolong kompleks dan dapat mengandung lebih dari 100 senyawa berbeda. "Tidak ada dua spesies yang memiliki 'arsenal' racun yang sama," jelas Mandë Holford, seorang ilmuwan racun dari Hunter College.

Meskipun hanya sekitar 2% dari spesies ulat yang beracun, Walker memperkirakan bahwa mereka tersebar secara luas di seluruh pohon evolusi Lepidoptera. Hal ini menunjukkan bahwa racun kemungkinan telah berevolusi secara mandiri beberapa kali, menghasilkan keragaman kimia yang unik.

Berbagai ulat beracun di dunia ini, seperti ulat dari genus Lonomia di Amerika Selatan, dapat menyebabkan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan. Racun mereka mengganggu kemampuan darah untuk menggumpal, dan ada spesies lain yang dapat menyebabkan masalah inflamasi kronis atau bahkan keguguran pada kuda.

Meskipun masih sedikit yang diketahui tentang racun ulat, potensi penerapan mereka dalam pengembangan obat sangat menjanjikan. Walker mencatat bahwa sebagian besar racun serangga dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat, sehingga dapat digunakan untuk memahami jalur rasa sakit dalam tubuh, yang berpotensi membuka jalan bagi pengembangan obat baru.

Meskipun hingga saat ini belum ada obat baru yang dihasilkan dari penelitian racun ulat, racun dari organisme lain telah memberikan beberapa terapi penting. Misalnya, terdapat pengobatan tekanan darah dan antikoagulan yang terinspirasi oleh racun ular.

Teknologi dalam biologi molekuler dan bioinformatika kini memudahkan penelitian racun dari berbagai hewan, termasuk ulat, dan ini diharapkan bisa membawa kemajuan besar dalam waktu dekat. "Ini seperti harta karun yang masih menunggu untuk kita pahami," kata Casewell.

Published: 21 Januari 2025
Tags:

Related articles