Elon Musk. Foto: DW
Elon Musk, pemilik platform media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), mengisyaratkan bahwa Ukraina mungkin terlibat dalam serangan siber besar-besaran yang menyebabkan gangguan pada layanan website tersebut pada tanggal 10 Maret.
Ratusan ribu pengguna di seluruh dunia melaporkan masalah akses ke X, dengan banyak yang mencari informasi tentang penyebabnya.
Musk menyatakan di media sosial bahwa perusahaannya setiap hari mengalami serangan, namun kali ini tingginya sumber daya yang digunakan menunjukkan kemungkinan adanya keterlibatan kelompok besar dan/atau negara yang melakukan serangan.
Dalam wawancara dengan Fox News, ia menambahkan, “Ada serangan siber yang masif berusaha merobohkan sistem X dengan alamat IP yang berasal dari area Ukraina.”
Musk mengungkapkan bahwa serangan ini menunjukkan tingkatan ancaman baru terhadap keamanan platform X, yang sudah sering menjadi sasaran serangan. Ia menyatakan kekhawatirannya mengenai intensitas dan jumlah sumber daya yang dikerahkan dalam serangan ini, serta potensi dampaknya terhadap operasi dan keamanan penggunanya.
Peristiwa ini memicu berbagai spekulasi dan diskusi di media sosial, terutama mengenai siapa yang di balik serangan tersebut dan dampak lebih lanjut bagi platform yang digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia.
Dengan latar belakang situasi geopolitik yang kompleks terkait Ukraina, pernyataan Musk menambah bumbu kontroversi yang menyelimuti peristiwa ini.
Dari pengamatan awal, petugas teknis di X sedang bekerja keras untuk mengatasi masalah ini dan memastikan layanan kembali normal secepatnya. Seperti biasa, perusahaan berjanji akan lebih transparan mengenai apa yang sebenarnya terjadi dengan gangguan yang mempengaruhi pengguna mereka.